Kromosom
Setiap sel yang ada dalam tubuh kita tersusun dari nukelus dan organel-organel
pendukung lainnya. Dalam nucleus terdapat
benang-benang halus yang dinamakan kromatin. Ketika sel tersebut membelah maka
benang-banang halus tersebut
akan membentuk kromosom. Kromososm terdiri dari protein serta DNA.
Nukleosom
(Unit Dasar Kromosom)
Pemyusunan DNA terjadi pada
tahap profase dari pembelahan sel. Pada
awalnya DNA terpintal pada suatu sel protein yang disebut histon untuk menjadi
suatu unit yang disebut nukleosom. Nukleosom ini akan membentuk
benang-benang padat dan terpintal menjadi suatu lipatan solenoid.
Lipatan solenoid ini akan tersusun menjadi benang kromatin. Benang tersebut
tersusun dari sepasang lengan kromatid yang membentuk kromosom.
Bagian-bagian dan bentuk kromosom
1. Kromatid
Kromatid merupakan salah satu dari kedua lengan kromosom. Kromatid masih
melekat satu sama lain pada bagian sentromer. Kromatid juga sering disebut kromonema.
Kromonema atau kromatid ini terlihat selama tahap profase dan berbentuk
filament yang tipis.
2. Kromomer
Kromomer memiliki struktur yang seperti manik-manik. Kromomer merupakan hasil
dari akumulasi dari materi kromatin yang terkadang terlihat pada tahap
interfase.
3. Sentromer
Sentromer adalah daerah pelekukan di sekitar daerah pertengahan kromosom.
Terdapat kinetokor pada sentromer yang merupakan tempat pelekatan benang-benang
spindel selama pembelahan inti.
4. Satelit
Satelit merupakan bagian dari kromosom yang berbentuk bulatyang terletak di
ujung lengan kromatid.
5. Telomer
Telomer merupakan daerah terujung pada kromosom dan berfungsi untuk menjaga
stabilitas bagian ujung kromosom. Terdapat 4 jenis telomer berdasarkan letaknya
pada lengan kromatid.
o . Kromosom metasentrik
§ letak sentromer pada kromosom ini berada di tengah-tengah lengan kromatid.
o Kromosom submetasentrik
§ Letak sentromernya tidak berada di tengah-tengah sehingga kromatid tidak
terbagi sama panjang.
o Kromosom akrosentrik
§ Letak sentromernya berada pada posisi antara ujung dengan bagian tengah
kromatid.
o Kromosom telosentril
§ Letak sentromernya di ujung suatu kromatid.
Tipe dan
jumlah kromosom
Tampilan visual kromosom
setiap individu dinamkan kariotipe. Tipe dan jumlah kromosom setiap
makhluk hidup berbeda-beda. Seperti pada manusia yang setiap sel somatik
(semua sel selain sperma dan ovum) berjumlah 46 kromosom. Pasangan
kromosom yang memiliki panjang, posisi sentromer, dan pola pewarnaan yang sama
disebut kromosom homolog. Setiap pasangan membawa gen yang membawa sifat
herediter tertentu dan mengendalikan sifat pewarisannya. Terdapat perbedaan
antara sel somatik pada betina dan jantan yaitu pada betina terdapat XX dan
pada jantan terdapat XY. Karena menentukan jenis kelamin suatu individu dinamakan
genosom atau kromosom seks. Kromosom lain selain genosom disebut autosom.
Peranan
Kromosom
Seperti yang telah kita
ketahui bahwa kromosom tersusun atas protein dan DNA. DNA adalah tempat
penyimpanan seluruh informasi genetic. Total informasi yang disimpan dalam gen
disebut genom.penjelasa lebih lanjut sebagai berikut.
o Gen
Gen pertama
kali ditemukan oleh W. Johannsen pada tahun 1909. Secara kimia, dapat dikatakan
bahwa unit informasi genetik adalah DNA. Letak gen pada kromosom disenut lokus.
Letak gen pada suatu kromosom dilambangkan dengan garis pendek horizontal yang
melewati garis panjang vertikal.
o Alel
Alel adalah
bentuk lain dari gen. Alel pertama kali diperkenalkan oleh W. Bateson dan
E. R. Saunders pada tahun 1902. Alel inilah yang menjelaskan mengapa adanya
variasi pada pewarisan suatu sifat. Ketika suatu satu pasang alel menimbulkan
suatu karakter yang sama disebut homozigot. Kebalikannya adalah heterozigot
yang merupakan 2 alel yang berbeda untuk sebuah gen. Penampakan luar suatu
organisme tidak menandakan susunan gen atau komposisi gen orang tersebut.
penampakan luar atau secara fisik suatu organisme disebut fenotip dan
penyusunnya disebut genotip.
DNA
DNA merupakan deoxyribonucleic
acid yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan seluruh informasi genetic.DNA
adalah makromolekul polinukleotida. Dibawah ini adalah unsur-unsur wajib yang
terdapat dalam setiap DNA :
·
Gula 5 karbon (2-deoxyribosa
·
Basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin
yaitu adenine (A) dan guanin (G), serta golongan pirimidin, yaitu sitosin
(C), dan timin (T).
·
Gugus fosfat
Perlu diketahui bahwa unsur
utama pembentuk deoxyribonukleosida yang berikatan dengan gugus fosfat adalah
nukleotida atau deoxyribonukleotida. Dalam DNA jumlah Adenin selalu sama dengan
Timin, serta Guanin selalu sama dengan Sitosin. Ketentuan ini disebut ketentuan
Chargaff. Adenin selalu berpasangan denga Timin dan begitu pula Guanin yang
selalu berpasangan dengan Sitosin.
Replikasi
DNA
Suatu sel membelah secara
terus-menerus diamana di setiap selnya terdiri dari DNA penuh dan identik
seperti induknya, oleh karena itu DNA harus secara tepat direplikasi atau
diperbanyak. Kemungkinan terjadinya replikasi dapat melalui 3 cara:
a.
Model konservatif
Yaitu 2 rantai DNA lama tetap tidak berubah yang akan digunakan sebagai
cetakan bagi 2 rantai DNA yang baru.
b.
Model semikonservatif
Yaitu 2 rantai DNA lama terpisah dan rantai baru disintesis dengan prinsip
komplementasi pada masing-masing rantai DNA tersebut.
c.
Model dispersif
Yaitu beberapa bagian dari kedua rantai DNA lama digunakan sebagai cetakan
untuk sintesis rantai DNA baru.
RNA(Ribonucleic
Acid)
RNA berfungsi sebagai
penyimpan dan penyalur informasi genetik dan sebagai enzim (ribozim) yang dapat
mengkatalis formasi RNA-nya sendiri atau molekul RNA lain.
Berikut ini adalah ketiga
gugus molekul yang terdapat pada RNA :
a.
5 karbon (ribosa)
b.
Basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin
dan pirimidin dimana Timin diganti dengan urasil dan sitosin (C).
c.
Gugus fosfat
Perlu
diingat bahwa Purin dan pirimidin yang berikatan dengan ribose membentuk suatu
molekul yang dianmakan nukleosida atau ribonukleosida yang merupakan precursor
dasar dari sintesis DNA. Ribonukleosida yang berikatan dengan gugus fosfat
membentuk suatu nukleotida atau disebut dengan ribonukleosida.
Tipe RNA
1.
RNAd
Berfungsi membawa pesan atau
kode genetik (kodon) dari kromosom yang berada pada inti sel ke ribosom yang
berada di sitoplasma.
2.
RNAr
Merupakan komponen utama dalam
ribosom. Setiap subunit ribosom terdiri dari 30-46% molekul RNAr.
3.
RNAt
Merupakan RNA yang membawa
asam amino satu per satu ke ribosom. Pada salah satu ujung RNAt ada tiga rangkaian
basa pendek yang disebut antikodon.
Perbedaan antara DNA dan RNA
Bentuk
DNA memiliki rantai panjang, ganda, dan berpilin (double helix), sedangkan RNA
memiliki rantai pendek, tunggal, dan tidak berpilin.
Letak
DNA terletak di dalam nucleus, kloroplas, mitokondria, sedangkan RNA terletak
di dalam nucleus, sitplasma, kloroplas, mitokondria.
Kadar
DNA memiliki kadar yang tetap sedangkan RNA memiliki kadar yang tidak tetap.
Komponen
Dari segi
komponen gula yang terdapat pada DNA adalah deoxyribosa, sedangkan pada RNA
hanya ribosa. Walaupun RNA dan DNA memiliki purin yang sama yaitu Adenin dan
Guanin, namun RNA dan DNA memiliki basa pirimidin yang berbeda dimana DNA
memiliki Timin dan Sitosin dan RNA memiliki Urasil dan Sitosin.
Kode Genetik
Merupakan cara pengkodean
urutan nukleotida pada DNA atau RNA untuk menentukan urutan asam amino pada
sintesis protein.
Informasi pada kode genetic ini ditentukan oleh
basa nitrogen pada DNA. Berikut ini adalah kamus kode genetik.
§ Dapat dilihat bahwa kode diatas mengandung U dan bukan T dalam susunan
triplet. Hal ini karena para ahli genetic memandang triplet yang dibawa oleh
molekul RNAd sebagai komponen kode genetika, bukan yanf dibawa DNA.
§ Kodon adalah informasi suatu asama mino tertentu.
§ Kode genetik bersifat
degeneratif karena 18 dari 20 macam asam amino ditentukan oleh lebih dari satu
kodon yang disebut juga dengan kodon sinonimus.
Ekspresi GEN
Ekspresi gen
merupakan proses penterjemaahan informasi yang dikode di dalam gen menjadi
urutan asam amino selama sintesis protein. Dogma sentral ekspresi gen adalah
sebagai berikut:
1. Transkripsi
Ø Transkripsi merupakan sintesis RNA
dari salah satu rantai DNA, yaitu rantai cetakan yang disebut sense,
sedangkan pasangan rantai DNAnya disebut rantai antisense. Terjadi
di dalam inti sel.
Ø Transkripsi
terdiri dari tiga tahap, yaitu:
a. Inisiasi (permulaan).
Transkripsi diawali oleh promoter, yaitu daerah DNA tempat RNA
polimerase melekat. Promoter mencakup titik awal transkripsi dan biasanya membentang beberapa pasang
nukleotida di depan titik awal tersebut. Fungsi promoter selain menentukan di
mana transkripsi dimulai, juga menentukan yang mana dari kedua rantai ganda DNA
yang digunakan sebagai cetakan.
b. Elongasi (pemanjangan).
Ketika RNA bergerak di sepanjang DNA, pilinan rantai ganda DNA tersebut terbuka
secara berurutan kira-kira 10-20 basa DNA. Enzim RNA polimerase menambahkan
nukleotida ke ujung 3’ dari molekul RNA yang dibentuk di sepanjang rantai ganda
DNA. Setelah sintesis RNA berlangsung, rantai ganda DNA akan terbetuk kembali
dan RNA baru akan terlepas dari
cetakannya.
c. Terminasi (pengakhiran).
Transkripsi berlangsung hingga RNA polimerase mentranskripsi urutan DNA yang
dinamakan terminator. Terminator merupakan urutan DNA yang berfungsi
untuk mengakhiri proses transkripsi. Pada prokariotik, transkripsi berhenti
pada saat RNA polimerase mencapai titik terminasi. Pada eukariotik, RNA
polimerase terus melewati titik terminasi, 10-35 nukleotida, RNA yang telah
terbentuk terlepas dari enzim tersebut.
2.
Translasi
Ø Translasi
berlangsung di dalam sitoplasma dan ribosom. Translasi merupakan proses
penterjemaahan sutu kode genetik menjadi protein yang sesuai. Kode genetik
tersebut berupa kodon di sepanjang molekul RNAd, sebagai penterjemaahnya RNAt.
RNAt membawa asam amino dari stoplasma ke ribosom.
Ø Molekul
RNAt membawa asam amino spesifik pada salah satu ujungnya yang sesuai dengan
triplet nukleotida pada ujung RNAt lainnya yang disebut antikodon.
Ø Misalnya, perhatikan kodon RNAd UUU yang ditranslasi
sebagai asam amino fenilalanin. RNAt pembawa fenilalanin mempunyai antikodon
AAA yang komplemen dengan UUU agar terjadi reaksi penambahan fenilalanin pada
rantai polipeptida sebelumnya.
RNAt yang mengikat
diri pada kodon RNAd harus membawa asam amino yang sesuai ke dalam ribosom.
Melekatnya asam amino pada RNAt dibantu oleh enzim aminoasil-RNAt sintetase (aminoacyl-tRNA
synthetase). Ribosom
memudahkan pelekatan antara antikodon RNAt dengan kodon RNAd selama sintesis
protein. Ribososm tersususn atas subunit besar dan subunit kecil yang dibangun
oleh protein-protein dan molekul-molekul RNAt.
Gambar 14. Sintesis tRNA-aminoasil dan
Struktur ribosom(Cambell, 2002)
Ø Tahap Transalasi ada tiga yaitu:
a. Inisiasi.
Terjadi dengan adanya RNAd, RNAt dan dua subunit ribosom. Pertama-tama subunit
kecil ribosom melekat pada tempat tertentu diujung 5’ dari RNAd. Pada RNAd
terdapat kodon “start” AUG, yang memberikan tanda dimulainnya proses translasi.
RNAt inisiator membawa asam amino metionin, melekat pada kodon inisiasi
Gambar 15. Inisiasi translasi (Cambell, 2002)
b. Elongasi. Pada tahap
elongasi, sejumlah asam amino ditambahkan satu persatu pada asam amino pertama
(metionin). Kodon RNAd pada ribosom membentuk ikatan hidrogen dengan antikodon
molekul RNAt yang komplemen dengannya. RNAr dari subunit besar berperan sebgai
enzim, yang berfungsi mengkatalisis pempentukan ikatan peptida yang
menggabungkan polipeptida yang memanjang ke asam amino yang baru tiba. Polipeptida
memisahkan diri dari RNAt tempat perlekatan semula, dan asam amino pada ujung
karboksilnya berikatan dengan asam amino yang dibawa oleh RNAt yang baru masuk.
Ketika RNAd berpindah tempat, antikodonnya tetap berikatan dengan kodon RNAt.
RNAd bergerak bersama-sama dengan antikodon ini dan bergeser ke kodon
berikutnya yang akan ditranslasi. Disamping itu, RNAt sekarang tanpa asam amino
karena telah diikat pada polipeptida yang telah memanjang. Selanjutnya RNAt
keluar dari ribosom. Langkah ini membutuhkan energi yang disediakan oleh
hidrolisis GTP.
c. Terminasi. Elongasi
berlanjut sampai ribosom mencapai kodon stop. Triplet basa kodon stop adalah
UAA, UAG, dan UGA. Kodon stop tidak mengkode suatu asam amino melainkan
bertindak sebagai tanda untuk menghentikan proses translasi dan berakhir pula
proses sintesis protein.
Gambar 17. Terminasi translasi (Campbell, 2002)
Epigenetika (bahasa
Inggris: epigenetics),
di dalam biologi, adalah
studi tentang perubahan fenotipeatau ekspresi
genetika yang disebabkan oleh
mekanisme selain perubahan sekuens DNA dasar. Epigenetika berasal dari bahasa
Yunani, epi- yang berarti "di atas" atau
"menutupi", dan -genetika. Tidak ada perubahan pada sekuens
DNA dasar, melainkan faktor non genetika yang menyebabkan ekspresi gen
organisme berubah.
Contoh terbaik perubahan epigenetika pada eukariotik adalah proses diferensiasi sel. Selama morfogenesis, sel induk totipoten berubah menjadi
bermacam-macam sel pluripoten pada embrio yang kemudian akan berubah menjadi sel
yang berdiferensiasi secara penuh. Dengan kata lain, zigot, sebuahsel telur yang telah dibuahi, berubah menjadi
berbagai jenis sel, seperti neuron (sel saraf), sel otot,epitel, pembuluh
darah, dan sebagainya, yang kemudian akan terus membelah. Hal ini terjadi di mana pengaktifan
beberapa gen dapat mengakibatkan peredaman
gen lainnya. Contoh lainnya
adalah seperti yang terlihat pada gambar, dua tikus hasil kloning dengan gen yang sama dan status
metilasi DNA yang berbeda menghasilkan ekspresi genetika yang berbeda.
Sejarah
epigenetika berhubungan dengan studi evolusi dan
perkembangan, tetapi kemudian istilah epigenetika telah mengalami perubahan
seiring dengan meningkat pesatnya pengertian tentang mekanisme molekuler yang
mendasari pengaturan ekspresi gen pada eukariota. Hingga tahun 1950-an,
istilah epigenetika digunakan secara berbeda yaitu untuk mengelompokkan semua
kejadian perkembangan dimulai dari zigot hingga organisme dewasa,
dalam hal ini semua proses regulasi, dimulai dari materi genetika yang kemudian
membentuk hasil akhir (Waddington, 1953).
Organisme
yang digunakan dalam penelitian epigenetika antara lain Saccharomyces cerevisiae, Schizosaccharomyces pombe, Neurospora crassa, yang
merupakan organisme sel tunggal dan eukariotik tingkat rendah dengan siklus
hidup pendek, Arabidopsis thaliana di mana pada organisme ini
terdapat peredaman transkripsi gen oleh kompleks RNAi, Tetrahymena dan Paramecium yang
memiliki inti sel dimorfisme yang unik, Caenorhabditis elegans dan Drosophila melanogaster,invertebrata yang
merupakan organisme multiselular, hingga organisme vertebrata (mamalia).
Mekanisme
epigenetika
Mekanisme
Epigenetika: metilasi DNA dan modifikasi histon
Mekanisme
epigenetika antara lain adalah metilasi DNA, modifikasi histon, dan perubahan bentuk kromatin
Metilasi DNA
Metilasi DNA
terjadi pada posisi 5 dari cincin pirimidin sitosina, dalam
konteks dinukleotida CpG. Metilasi sendiri
merupakan peristiwa dimana terjadi penambahan gugus metil pada sitosina. Mekanisme
ini mendasari berbagai macam fenomena transkripsi, termasuk
imprinting, inaktivasi kromosom X, sertatransgenerational epigenetic
inheritance. Enzim yang berperan dalam proses
metilasi diantaranya adalah DNA metiltransferase (DNMT).
Kebalikan
dari metilasi adalah demetilasi. Proses demetilasi DNA pada
tumbuhan diketahui melibatkan 5-metilsitosina glikosilase melalui jalur koreksi
DNA dengan pemotongan basa, sedangkan pada mamalia proses demetilasi ini belum
diketahui secara pasti mekanismenya. Penelitian
pada awal tahun 2010 menyatakan proses demetilasi kemungkinan diperantarai
suatu reaksi yang membutuhkan radikalS-adenosine metionin (SAM)
utuh.
Modifikasi
histon
Modifikasi histon memengaruhi perubahan bentuk
kromatin. Ada berbagai macam modifikasi yang dapat terjadi pada histon,
diantaranya adalah metilasi,fosforilasi, dan asetilasi.
·
Eukromatin, merupakan
bentuk yang kurang padat, atau yang bentuk terbuka. Eukromatin berbentuk padat
selama pembelahan sel, tetapi mengendur menjadi bentuk yang terbuka selama
interfase.
·
Heterokromatin, merupakan
bentuk yang lebih padat, atau bentuk tertutup. Heterokromatin sangat padat pada
pembelahan sel, demikian pula pada saat interfase.
Saat suatu
gen yang secara normal terekspresi pada
bentuk eukromatin berpindah pada daerah heterokromatin, dapat menghentikan
ekspresi gen tersebut, dan terjadilah peredaman gen.
REGULASI EKSPRESI
GEN
Gen merupakan unit
molekul DNA atau RNA dengan panjang molekul tertentu yang membawa informasi
mengenai urutan asam amino yang lengkap suatu protein atau yang menentukan struktur
lengkap suatu molekul rRNA atau tRNA (Yuwono, 2005 : 79). Gen dapat diwariskan
dan diekspresikan.
Ekspresi gen
merupakan rangkaian proses penerjemahan informasi genetik dalam bentuk urutan basa pada DNA atau RNA menjadi protein (Moran,
634). Ekspresi gen adalah suatu rangkaian kompleks yang melibatkan banyak
faktor. Salah satu ciri penting pada sistem jasad hidup adalah keteraturan
sistem. Oleh karena itu dalam ekspresi gen proses pengendalian (regulasi)
sistem menjadi bagian mendasar dan penting. Secara umum dapat dikatakan bahwa
proses ekspresi genetik dimulai dan diatur sejak pra inisiasi transkripsi.
Mekanisme pengaturan ekspresi gen ini disebut dengan regulasi ekspresi gen.
Regulasi ekspresi
gen merupakan aspek yang sangat penting bagi jasad hidup. Tanpa sistem
pengendali yang efisien, sel akan kehilangan banyak energi yang akan merugikan
jasad hidup. Dalam sistem molekuler ada banyak sistem pengendali ekspresi gen
yang menentukan kapan suatu gen tertentu diaktifkan dan diekspresikan untuk
menghasilkan suatu produk ekspresi. Regulasi ekspresi gen paling banyak
dimengerti melalui mekanisme yang dipelajari pada bakteri. Baca selanjutnya..
Bakteri Escheria coli merupakan salah satu jasad hidup
prokariotik yang paling banyak dipelajari aspek fisiologi dan molekulernya.
Bakteri ini mempunyai lebih dari 4.000 gen yang berbeda dan sekarang jasad ini
telah selesai dipetakan dan diketahui urutan nukleotidanya secara lengkap.
Jasad ini memiliki DNA yang lebih sederhana dan lebih sedikit mengandung
pasangan basa nukleotida, berbentuk sirkuler. Jasad ini juga memiliki operon
yang nantinya berperan dalam regulasi ekspresi gen.
Masih termasuk dalam
regulasi ekspresi gen adalah proses diferensial sel pada eukariotik
multiseluler. Semua makhluk hidup termasuk manusia berasal dari satu sel,
sehingga semua sel yang berasal dari sel awal ini akan mempunyai kandungan
genetik yang sama. Melalui proses diferansial sel akan dihasilkan berbagai
jaringan dan organ. Dalam suatu organ disintesis suatu produk, sedangkan pada
organ lain disintesis produk yang lain. Jadi walaupun semua sel tersenut
mempunyai kandungan genetik yang sama, ternyata terdapat gen-gen yang
diekspresikan hanya pada organ tertentu.
A. Ekspresi Gen
Ekspresi gen
merupakan rangkaian proses penerjemahan informasi genetik, dalam bentuk urutan
basa pada DNA atau RNA, menjadi protein. Ekspresi genetik adalah suatu
rangkaian proses kompleks yang melibatkan banyak faktor. Salah satu ciri
penting pada jasad hidup adalah keteraturan sistem (Lehninger, 2004:1084).
Ekspresi gen di
dalam sel memerlukan dua proses yaitu transkripsi dan translasi. Transkripsi
adalah proses penyalinan kode-kode genetik yang ada pada urutan DNA menjadi RNA.
Transkripsi adalah proses yang mengawali ekspresi sifat-sifat genetik (Yuwono,
2010:133). Urutan nukleotida pada salah satu untaian molekul DNA digunakan
sebagai cetakan (template) untuk sintesis molekul RNA. Molekul RNA yang
disintesis adalah mRNA (messenger RNA), tRNA (transfer RNA) dan rRNA (ribosomal
RNA). Molekul mRNA adalah RNA yang merupakan salinan kode-kode genetik pada DNA
yang dalam proses selanjutnya (pada proses translasi) akan diterjemahkan
menjadi urutan asam-asam amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein
tertentu. tRNA adalah RNA yang berperan membawa asam-asam amino spesifik
yang akan digabungkan dalam sisntesis protein (translasi). Molekul rRNA adalah
RNA yang digunakan untuk menyusun ribosom, yaitu partikel sel yang digunakan
sebagai tempat untuk sintesis protein.
Dalam transkripsi
beberapa komponen utama yang terlibat adalah : (1) urutan DNA yang akan
ditranskripsi, (2) enzim RNA polimerase, (3) faktor-faktor yang ditranskripsi
dan (4) prekursor untuk sintesis RNA. Urutan DNA yang ditranskripsi adalah gen
yang yang diekspresikan. Secara garis besar gen merupakan suatu urutan DNA yang
mengkode urutan lengkap asam amino suatu polipeptida atau molekul RNA tertentu.
Secara umum gen
prokatiotik tersusun atas atas tiga bagian utama yaitu ; daerah pengendali yang
disebut promoter, bagian struktural dan terminator. Promoter adalah bagian gen
yang berperan dalam mengendalikan proses transkripsi dan terletak pada ujung.
Bagian struktural adalah bagian yang terletak pada hilir dari promoter. Bagian
inilah yang mengandung urutan DNA spesifik yang akan ditranskripsi. Terminator
adalah bagian gen yang terletak di sebelah hilir dari bagian struktural yang
berperan dalam pengakhiran proses transkripsi. Secara umum struktur gen
digambarkan sebagai berikut :
Gen-gen yang
bertanggung jawab dalam jalur kimia tertentu biasanya diorganisasikan dalam
struktur operon. Operon adalah organisasi beberapa gen struktural yang
ekspresinya dikendalikan satu promoter yang sama. Dalam operon terdapat
operator, yaitu urutan nukleotida yang terletak diantara promoter dan bagian
struktural dan merupakan tempat pelekatan protein represor. Masing-masing gen
struktural tersebut mengkode protein yang berbeda, tetapi
protein tersebut digunakan untuk rangkaian
proses metabolisme yang sama. Salah satu contoh adalah
operon lac.
Operon lac terdiri atas tiga
macam gen struktural yang mengkode tiga
macam enzim yaitu, gen Z (mengkode β–galaktosidase), gen Y (mengkode permease) dan
gen A (mengkode trans-asetilase). Ketiga
macam gen tersebut diatur ekspresinya oleh satu promoter yang sama. Aktivitas
promoter diatur oleh gen represor yang mengkode protein represor. Struktur
operon lac pada bakteri E.Coli digambarkan sebagai berikut :
Pada waktu ditranskripsi
operon lac akan menghasilkan satu untaian mRNA
yang membawa kode-kode genetik untuk tiga macam polipeptida berbeda. Oleh
karena itu mRNA disebut juga sebagai mRNA polisistronik. Selanjutnya mRNA yang
polisistronik tersebut akan ditranslasi menghasilkan tiga macam protein yang
mempunyai fungsi yang berbeda dalam proses metabolisme laktosa.
B. Regulasi
Ekspresi Gen
Regulasi ekspresi
gen merupakan proses pengaturan dalam penterjemahan informasi genetik. Regulasi
ekspresi gen adalah suatu pengendalian gen yang berfungsi untuk memunculkan
fenotipe dari genotipe. Proses pengaturan ini dilakukan dengan cara
menghentikan produksi enzim, melalui penghentian gen penyandinya. Regulasi
ekspresi gen pada bakteri dimulai dari proses transkripsi. Ini artinya jika suatu
protein (yang dikodekan oleh gen) diperlukan, protein akan ditranskripsi.
Sedangkan jika suatu protein (yang dikodekan oleh gen) tidak diperlukan,
maka protein tidak akan ditranskripsi.
Pengendalian
ekspresi gen merupakan aspek penting bagi jasad hidup. Tanpa sistem
pengendalian yang efisien, sel akan kehilangan banyak energi yang justru
merugikan jasad hidup. Bakteri E.coli merupakan salah satu contoh jasad
hidup prokariotik yang paling banyak dipelajari aspek fisiologi dan
molekulernya. Dalam sistem molekulernya bakteri ini mempunyai banyak sistem
pengendalian ekspresi genetik yang menentukan kapan suatu gen tertentu
diaktifkan dan diekspresikan untuk menghasilkan suatu produk ekspresi.
Pengendalian suatu
gen melibatkan aktivitas gen regulator (Lehninger, 2004: 1082). Secara umum
dikenal dua sistem pengendalian ekspresi gen, yaitu: pengendalian positif dan
negatif. Pengendalian positif pada suatu operon artinya operon diaktifkan
oleh produk gen regulator. Sebaliknya, pengendalian negatif berarti operon tersebut
dinonaktifkan oleh produk ekspresi gen regulator. Pengendalian positif
membutuhkan protein untuk terjadinya transkripsi, sedangkan pengendalian
negatif membutuhkan protein untuk menghambar terjadinya transkripsi.
Produk gen regulator
ada dua macam yaitu : aktivator dan represor. Aktivator berperan dalam
pengendalian secara positif, dan represor berperan dalam pengendalian secara
negatif. Produk gen regulator bekerja dengan cara menempel pada sisi pengikatan
protein regulator pada daerah promoter gen yang diaturnya. Pengikatan aktivator
atau represor pada promoter ditentukan oleh keberadaan molekul efektor yang
biasanya berupa molekul kecil seperti asam amino, gula dan metabolit serupa
lainnya. Molekul efektor yang mengaktifkan ekspresi gen disebut induser.
Sedangkan yang bersifat menekan ekspresi gen disebut represor.
Lebih jauh
pengendalian positif dan negatif dapat dibedakan menjadi dua sistem yaitu
sistem yang dapat diinduksi (inducible system) dan sistem yang dapat
ditekan (repressible system).
C. Induksi Dan
Represi Operon
Pengendalian secara negatif pada operon artinya operon dinoaktifkan oleh produk
gen regulator (represor), sehingga bila represor ini menempel pada operator
akan dapat menghambat transkripsi. Operon dapat diaktifkan dengan cara
diinduksi. Induksi operon terjadi apabila ada molekul efektor dalam sel.
Molekul efektor merupakan molekul yang mengikat protein dan dapat merubah
aktivitas protein. Molekul efektor yang dapat meningkatkan aktivitas protein
disebut dengan induser. Dalam hal ini induser akan berikatan dengan represor,
untuk kemudian mengubah struktur dari represor. Hal ini mengakibatkan represor
tidak dapat lagi berikatan dengan operator. Dengan demikian transkripsi dapat
berjalan. Secara skematis sistem pengendalian negatif dapat digambarkan sebagai
berikut :
Dari gambar dapat
dijelaskan bahwa pada pengendalian negatif dilakukan oleh protein represor yang
dihasilkan oleh gen regulator. Pada gambar satu, represor ini menempel pada
operator. Penempelan menyebabkan RNA polimerase tidak dapat melakukan
transkripsi gen-gen struktural, sehingga operon mengalami represi (penekanan).
Proses ini akan terjadi secara terus menerus selama tidak ada induser di dalam
sel. Ini disebut dengan mekanisme efisiensi seluler karena sel tidak perlu
mengaktifkan operon jika memang tidak ada induser sehingga energi seluler dapat
dihemat. Pada gambar dua, menjelaskan jika ada induser maka, induser
melekat pada bagian represor dan mengubah struktur dari represor, sehingga
mengubah allosterik konformasi molekul represor. Hal ini mengakibatkan represor
tidak dapat menempel lagi pada operator dan represor tidak mampu menghambat
transkripsi, sehingga RNA polimerase akan terus berjalan. Pada gambar
ketiga, represor yang dihasilkan pada gen regulator tidak berikatan dengan
ko-represor akan menjadi tidak aktif dan transkripsi pun akan tetap berjalan.
Terakhir pada gambar ke empat represor yang berikatan dengan ko-represor pada
sisi allosteriknya akan menghambat transkripsi.
Pada sistem pengendalian positif pada gen operon, operon diaktifkan oleh produk
gen regulator, yaitu aktivator. Aktivator dapat bekerja (diaktifkan) bila ada
induser. Kemudian aktivator yang telah berikatan dengan induser akan menempel
pada operator. Dengan demikian transkripsi dapat berjalan. Transkripsi dapat
dihentikan kembali bila ada ko-represor. Ko-represor dapat berikatan dengan
aktivator dan menonaktifkan kerja aktivator. Secara skematis pengendalian
positif operon dapat digambarkan sebagai berikut :
Berdasarkan gambar
dapat dijelaskan bahwa pengendalian positif operon diaktifkan oleh produk
ekspresi gen regulator. Pada gambar pertama menjelaskan bahwa gen regulator
menghasilkan suatu aktivator yang belum aktif, sehingga transkripsi tidak bisa
berjalan. Pada gambar kedua menjelaskan bahwa aktivator yang dihasilkan oleh
gen berikatan dengan protein induser sehingga aktivator akan mengalami
reaktivasi dan transkripsi pun berjalan. Pada gambar ketiga gen regulator yang
menghasilkan aktivator yang sudah aktif dan transkripsi pun berjalan. Pada
gambar ke empat menjelaskan bahwa aktivator akan berikatan dengan ko-represor
sehinggan menjadi tidak aktif, sehingga tidak akan terjadi transkripsi.